31 Januari, 2013

KEAJAIBAN



Kadang ada hal aneh setiap mencoba mengakses blog ini. Tidak satu dua kali saya melupakan pasword untuk mengaksesnya. Setelah saya diamkan beberapa hari atau bulan, secara tak sengaja kemudian saya bisa mengaksesnya kembali dengan pasword yang tiba-tiba saja cocok.

Saya menulis ini persis saat saya bisa mengaksesnya kembali setelah hampir sebulan tak menyentuhnya. Kehilangan pasword juga sering terjadi di beberapa akun saya yang lain. Facebook atau Twitter misalnya, saya sampai memiliki dua akun dengan nama yang sama karena berawal dari akun yang saya lupa paswordnya. Tapi beberapa waktu kemudian secara iseng saya mencobanya kembali dengan pasword yang dulu pernah saya otak atik, dan ternyata berhasil. Padahal pasword ini adalah satu di antara tumpukan kombinasi huruf atau angka yang sudah pernah saya bolak balik sedemikian rupa sebelumnya. Ini saya sebut keajaiban. Sebuah kata yang hampir identik dengan peluang yang spekulatif dan hampir zero.



Bicara keajaiban, tiba-tiba saya ingat bagaimana begitu banyak penemuan di bidang ilmu pengetahuan yang didapatkan bukan melalui proses langkah-langkah penelitian ilmiah, tetapi didapatkan secara kebetulan. Seorang Indian yang menderita penyakit demam dengan panas yang tinggi dalam keadaan tidak berdaya terjatuh pada aliran sebuah sungai kecil yang airnya kelihatan berwarna hitam. Setelah berulang kali meminum air sungai yang terasa pahit itu, ternyata secara berangsur-angsur yang bersangkutan menjadi sembuh. Kemudian diketahuilah bahwa air yang berwarna hitam itu ternyata disebabkan oleh sebatang pohon kina yang tumbang di hulu sungai sebagai sebab yang sebenarnya dari kesembuhan orang tersebut. Dari kejadian yang tidak disengaja atau kebetulan itu, akhirnya diketahuilah bahwa kina merupakan obat penyembuh demam yang disebut malaria.  Cerita yang sama juga terjadi pada Saat Archimedes sedang merendam diri dengan tiba-tiba dia menemukan hukum Archimedes. Begitu pula Singer, penemu mesin jahit bermimpi dikepung banyak orang liar yang menusuknya dengan tombak yang berlubang di ujungnya lalu terinspirasi menemukan sebuah mesin yang kita kenal mesin jahit. Masih banyak lagi penemuan mutakhir manusia di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi didapatkan secara kebetulan dan intuitif.

Pesan paling jelas dari hal kebetulan ini adalah bahwa tak ada hal yang kebetulan. Dan jangan pernah menyepelekan sebuah peluang meskipun amat kecil. Dalam tulisan lalu kita pernah membahas bagaimana The butterfly effeck theory bekerja secara tersembunyi dalam kehidupan manusia. Namun dalam perspektif penemuan kebenaran secara kebetulan ini, pesan yang muncul lebih luas karena memasuki spektrum campur tangan Ilahiah yang membimbing manusia menemukan pesan kebenaran dari langit. Bahwa Tuhan bisa menurunkan “petunjuk” atau bimbingan dalam bentuk apa saja, termasuk dalam kejadian yang kita sebut kebetulan atau keajaiban. Pernahkah Anda mendengar atau menyaksikan seseorang yang divonis mati oleh dokter tiba-tiba bisa sembuh dan sehat kembali? Atau seseorang yang mengalami kecelakaan hebat, mobilnya hancur remuk dan terjungkal tapi pengendaranya hanya luka ringan? Ini semua masuk dalam kategori keajaiban campur tangan Tuhan.

Tentu saja sebuah keajaiban bukanlah sesuatu yang bisa kita berharap akan selalu datang. Karena keajaiban campur tangan Tuhan justru terkadang datangnya saat-saat injury time. Menggantungkan sesuatu apalagi nasib pada logika keajaiban sama saja hidup dalam spekulasi. Tuhan menyediakan ruangan yang lebih luas bagi kita untuk menemukan sesuatu melalui rekayasa akal budi, ikhtiar dan logika kausalitas sunnatullah. Kenapa Sunnatullah? Karena Allah SWT menciptakan alam ini dengan haq (QS. 16:3). Maka apa pun yang terjadi di alam semesta ini, termasuk hukum-hukum yang mengaturnya (kausalitas sebab akibat dan ruang dan waktu) adalah hukum-hukum yang ditetapkan secara harmoni dan teratur oleh Allah. Sementara Ilmu Pengetahuan tak lain adalah pemahaman manusia terhadap hukum-hukum obyektif_yang sengaja diciptakan Allah_ yang dimaksudkan untuk menjadi rujukan kita dalam membangun pola hidup yang berdaya guna, efisien dan selaras dengan alam. Orang yang bertindak berdasarkan metode Ilmu Pengatahuan, berarti ia bertindak berdasarkan hukum alam yang dalam hal ini diciptakan oleh Allah SWT.

Lalu, kenapa Allah kadang menurunkan deviasi logika yang sering kita sebut keajaiban? Karena melalui penyimpangan itu Allah ingin menunjukkan ayatnya tentang tiadanya kebenaran mutlak kecuali kebenaran Ilahiah milik Allah. Keajaiban diturunkan untuk mengerem kesombongan manusia yang telah mengenal dan memahami hukum-hukum yang membentuk dan mengendalikan alam dalam teori ilmu pengetahuan. Bahwa sebuah kebenaran hari ini boleh jadi akan terbantahkan oleh kebenaran lain esok hari. Begitu seterusnya. Inilah yang disebut dinamika perkembangan peradaban dan intelektual manusia. Simbiosa hubungan ini menunjukkan bahwa keimanan akan memberikan kita landasan ideologi yang kuat dalam menangkap kejadian alam, dan ilmu pengetahuan akan memberikan kita keterampilan serta kecakapan dalam memanfaatkan anugerah Allah dari alam yang diciptakannya.

Selamat memasuki bulan Pebruari, bulan kedua dalam dua belas bulan dalam setahun.
Billahi fie sabilil haq.
Fastabiqul khairat.

Tidak ada komentar: