Kadang ada hal aneh setiap mencoba mengakses blog ini. Tidak satu
dua kali saya melupakan pasword untuk mengaksesnya. Setelah saya diamkan
beberapa hari atau bulan, secara tak sengaja kemudian saya bisa mengaksesnya
kembali dengan pasword yang tiba-tiba saja cocok.
Saya menulis ini persis saat saya bisa mengaksesnya kembali
setelah hampir sebulan tak menyentuhnya. Kehilangan pasword juga sering terjadi
di beberapa akun saya yang lain. Facebook atau Twitter misalnya, saya sampai
memiliki dua akun dengan nama yang sama karena berawal dari akun yang saya lupa
paswordnya. Tapi beberapa waktu kemudian secara iseng saya mencobanya kembali
dengan pasword yang dulu pernah saya otak atik, dan ternyata berhasil. Padahal pasword
ini adalah satu di antara tumpukan kombinasi huruf atau angka yang sudah pernah
saya bolak balik sedemikian rupa sebelumnya. Ini saya sebut keajaiban. Sebuah
kata yang hampir identik dengan peluang yang spekulatif dan hampir zero.
Bicara
keajaiban, tiba-tiba saya ingat bagaimana begitu banyak penemuan di bidang ilmu
pengetahuan yang didapatkan bukan melalui proses langkah-langkah penelitian
ilmiah, tetapi didapatkan secara kebetulan. Seorang Indian yang menderita
penyakit demam dengan panas yang tinggi dalam keadaan tidak berdaya terjatuh
pada aliran sebuah sungai kecil yang airnya kelihatan berwarna hitam. Setelah
berulang kali meminum air sungai yang terasa pahit itu, ternyata secara
berangsur-angsur yang bersangkutan menjadi sembuh. Kemudian diketahuilah bahwa
air yang berwarna hitam itu ternyata disebabkan oleh sebatang pohon kina yang
tumbang di hulu sungai sebagai sebab yang sebenarnya dari kesembuhan orang
tersebut. Dari kejadian yang tidak disengaja atau kebetulan itu, akhirnya
diketahuilah bahwa kina merupakan obat penyembuh demam yang disebut malaria. Cerita yang sama juga terjadi pada Saat Archimedes
sedang merendam diri dengan tiba-tiba dia menemukan hukum Archimedes. Begitu
pula Singer, penemu mesin jahit bermimpi dikepung banyak orang liar yang
menusuknya dengan tombak yang berlubang di ujungnya lalu terinspirasi menemukan
sebuah mesin yang kita kenal mesin jahit. Masih banyak lagi penemuan mutakhir
manusia di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi didapatkan secara kebetulan
dan intuitif.
Pesan
paling jelas dari hal kebetulan ini adalah bahwa tak ada hal yang kebetulan. Dan
jangan pernah menyepelekan sebuah peluang meskipun amat kecil. Dalam tulisan
lalu kita pernah membahas bagaimana The butterfly effeck theory bekerja secara tersembunyi
dalam kehidupan manusia. Namun dalam perspektif penemuan kebenaran secara
kebetulan ini, pesan yang muncul lebih luas karena memasuki spektrum campur
tangan Ilahiah yang membimbing manusia menemukan pesan kebenaran dari langit.
Bahwa Tuhan bisa menurunkan “petunjuk” atau bimbingan dalam bentuk apa saja, termasuk
dalam kejadian yang kita sebut kebetulan atau keajaiban. Pernahkah Anda
mendengar atau menyaksikan seseorang yang divonis mati oleh dokter tiba-tiba
bisa sembuh dan sehat kembali? Atau seseorang yang mengalami kecelakaan hebat,
mobilnya hancur remuk dan terjungkal tapi pengendaranya hanya luka ringan? Ini
semua masuk dalam kategori keajaiban campur tangan Tuhan.
Tentu
saja sebuah keajaiban bukanlah sesuatu yang bisa kita berharap akan selalu
datang. Karena keajaiban campur tangan Tuhan justru terkadang datangnya
saat-saat injury time. Menggantungkan
sesuatu apalagi nasib pada logika keajaiban sama saja hidup dalam spekulasi.
Tuhan menyediakan ruangan yang lebih luas bagi kita untuk menemukan sesuatu melalui
rekayasa akal budi, ikhtiar dan logika kausalitas sunnatullah. Kenapa Sunnatullah?
Karena Allah SWT menciptakan alam ini dengan haq (QS. 16:3). Maka apa pun yang
terjadi di alam semesta ini, termasuk hukum-hukum yang mengaturnya (kausalitas
sebab akibat dan ruang dan waktu) adalah hukum-hukum yang ditetapkan secara
harmoni dan teratur oleh Allah. Sementara Ilmu Pengetahuan tak lain adalah
pemahaman manusia terhadap hukum-hukum obyektif_yang sengaja diciptakan Allah_ yang
dimaksudkan untuk menjadi rujukan kita dalam membangun pola hidup yang berdaya
guna, efisien dan selaras dengan alam. Orang yang bertindak berdasarkan metode
Ilmu Pengatahuan, berarti ia bertindak berdasarkan hukum alam yang dalam hal
ini diciptakan oleh Allah SWT.
Lalu,
kenapa Allah kadang menurunkan deviasi logika
yang sering kita sebut keajaiban? Karena melalui penyimpangan itu Allah ingin menunjukkan ayatnya tentang tiadanya
kebenaran mutlak kecuali kebenaran Ilahiah milik Allah. Keajaiban diturunkan
untuk mengerem kesombongan manusia yang telah mengenal dan memahami hukum-hukum
yang membentuk dan mengendalikan alam dalam teori ilmu pengetahuan. Bahwa
sebuah kebenaran hari ini boleh jadi akan terbantahkan oleh kebenaran lain esok
hari. Begitu seterusnya. Inilah yang disebut dinamika perkembangan peradaban
dan intelektual manusia. Simbiosa hubungan ini menunjukkan bahwa keimanan akan
memberikan kita landasan ideologi yang kuat dalam menangkap kejadian alam, dan
ilmu pengetahuan akan memberikan kita keterampilan serta kecakapan dalam
memanfaatkan anugerah Allah dari alam yang diciptakannya.
Selamat
memasuki bulan Pebruari, bulan kedua dalam dua belas bulan dalam setahun.
Billahi
fie sabilil haq.
Fastabiqul khairat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar